Dia, sang permaisuri hati.
Kemunculannya begitu singkat namun sangat berarti.
Mengisi bilik-bilik kosong di relung hati.
Bayangnya amat menyemangati hari.
Menenggelamkan ke dalam kasih nan suci.
Sungguh hati ini amat bergetar.
Paras dan rupanya benar-benar sesuci hatinya.
Hati yang lahir dari insan bermahkotakan cinta.
Cinta pada Sang Pecinta Sejati.
Yang kekal abadi tak pernah mati.
Wahai engkau sang pemilik rupa.
Begitu kuatnya tarikan gravitasimu.
Betapa hebatnya hingga menarik hati dan segenap pikiranku.
Sejatinya ku ingin engkau tahu.
Teramat rapuhnya diriku merindukanmu.
Wahai engkau sang pemilik paras.
Sungguh ku ingin kau tahu.
Betapa berartinya hadirmu di sisiku.
Satu senyuman kecilmu mengguratkan sejuta makna dalam akalku.
Akal yang membeku menanti kehangatan tawa dan candamu.
Wahai engkau pujaan hatiku.
Kau telah menanam benih-benih cinta di ladang hatiku.
Kini benih itu telah berbunga dan berbuah.
Tuai dan petiklah buahnya sesuka hatimu.
Buah-buah cinta yang berlandaskan kecintaan pada sang Ilahi.
Cinta yang tumbuh subur dalam naungan rahmat Sang Pencinta hakiki.
Yaa Ilahi Robbi.
Engkaulah yang menganugerahkan perasaan ini.
Ku takut cintaku padanya melebihi kecintaanku pada-Mu.
Bimbinglah hatiku tuk mencintainya karena cinta pada-Mu.
Dan tunjukkanlah jalan bagi hatinya tuk mencintaiku dan menerimaku.
Apa adanya dan sepenuh hatinya.
Dengan kasih dan cinta tanpa bersyarat.
Hanya karena mengharap keridhoan dari-Mu.
Di dunia dan akhirat kelak.
Uswah
25 November 2011 pukul 19.35
SyauQie
29 November 2011 pukul 20.36