Halaman

Memahami Krisis Pendidikan Islam Menuju Pendidikan Islam Pembebasan

0 komentar

Hantaran


Penindasan akan selalu ada dalam setiap sistem yang telah mapan dalam bentuk dan gaya yang berbeda-beda, oleh karenanya logika pembebasan dalam idealisme setiap ruang maupun sebyek yang tertindas merupakan sepirit yang harus dicarikan ekpresi format geraknya, yaitu sebuah sikap anti penindasan sebagai langkah menuju gerakan pembebasan pada domain realitas, dimana aksi penindasan berlangsung, sebab membicarakan pembebasan haruslah berati membicarakan rencana tindak lanjut, jika tidak demikian idealisme tersebut hanya mingkin menjadi menara gading sahaja, pendidikan Islam sebgai sebuah sistem pemblajaran akademis yang komplek tidak akan pernah luput dari keterpurukan kujumudan dan kelalaian sebgai saudara kembar ketertindasan dan ketertinggalan, ternyata kita mustilah memahami bagaimana ketertindasan terjadi. jika menyadari penindasan hadir dalam realitas kita maka selalu lahir sepirit perubahan baru sebgai sebuh keniscyaan pembebasan,


Kita percaya penindasan merupakan sebuah aksi yang menyalahi kode itik kemanusiaan yang hadir secara sadar sebagai domonasi ataupun secara tak sadar sebagai ujut hegemoni denga memanfatkan celah dan sisi ruang dari setiap sistem yang telah mapan pada ruang sosial, penindasan haruslah juga dipahami sebagai sesuatu yang akan selalu terjadi tampa mengenal ruang sistem manapun, disana penindasan hadir, ia hadir sebagai suasana awal pada daur ulang perubahan di setiap level sistem masyarakat sebagai prasarat terjadinya perubahan, pembebasan dalam kontek reformasi bahkan revolusi, karena pembebasan adalah antitesa dalam setiap penindasan sehingga muncul sintesa kredo sistem baru yang diidamkan.akhirnya tulisan ini ingin mengadukan realitas krisis yang terjadi pada pendidikan Islam kita, dan memahaminya sebagai sebuah penindasan untuk dicarikan solusi pembebasan dan pembaharuanya, yitu sebuah kondisi ideal mengenai pendikan Islam-utopiskah ? tidak!


Memahami Krisis Pendidikan Islam Sebagai Sebuah Anomali Sistem Penindasan


Dalam sejarah pradaban Islam telah terbukti bahwa institusi pendidikan muslim memiliki peran besar dalam rangkan melangengkan dan menstransefer tradisi keIslamam pada generasi baru, pendidikan muslim juga merupakan aset kedua Islam dalam merajut segala keilmuan dari epistemologi Islam pada segi pendisiplinan ilmu kademis Islam, Pertannya adalah bagaimana dengan kondisi obyektif dari pendidikan Islam kita hari ini, bolehkah kita mengasumsikan bahwa terjadnya krisis dalam sistem pendidikan, institusi pendidikan, materi pendidikan atau kurikulum, dan tradisi yang dibentuk dalam proses belajar mengajar karena terjadi ketimpangan krisis orentasi dan penindasan yang terjadi pada pendidikan Islam hari ini?


Pendidikan Islam hari ini mengalami beberapa poblematika pertama ; ptama orentasi dari pendidikan yang belum terarah denga pasti mengingat sivitas akademika Islam mau tidak mau akan mengakui dikotomi keilmuan yang bersumber dari kesadaran akademis barat yang membedakan sain dan agama sehingga muncul fenomena sekolah agama dan sekolah umum sebagai reaksi drai aksi dikotomi sekuler tersebut kedua; kejumudan dan sakralisasai yang dibentuk melaui gaya pendidikan tradisional yang memberi peluang kicil peran serta akal dan hanya menitik beratkan pada pola hafalan dan ideologisasi (emosional tekstual) dan jarang sekali mempertemukan kepercayaan (taradisi iman) dengan penelitian ( tradisi ilmiah obyektif) yang seringkali bertentangan.


Masalah ini kemudian memberikan problem baru : a) pada fase selanjutnya anak didik memilki pobia dalam mengkonsumsi wacana ilmu dan akan selau memilih mana ilmu yang Islami dan mana ilmu yang sekular b) tradisi pemblajaran yang terjadi pada institusi pendidikan tradisonal masihlah seringkali diwarnai pola feodalisme (moralitas dominatif ngaulo dan nggusti dan dilanggengkan melaui instrumen hemonik berupa diskursus kualat dan barokah) yang secara tak sadar telah membungkam nalar kritis peserta didik bahkan membrangusnya sama sekali c) pada domain pendidikan tradisional justru dokmatisasi dan ideologisasi yang berbasis emosi melaui praktik yang mengedepankan hafalan dari pada pemahaman dan pengembangan teori baru mengingat hal baru merupakan kecenderungan yang mendekati bi’dah


Meruntut dari segi kesejarahannya kepindidikan Islam telah beberapakali mengalami konfrontasi dengan kesadaan akademis yang hadir diluar dirinya , tantangan pertama hadir dalam ruang kesejarahan pendidikan Islam pada abat pertengahan ketika budaya keilmuan Islam dihadapkan pada kenyataan bahwa seiring dengan telah wafatnya nabi semakin banyak fenomena yang tak mingkin terpecahkan dengan hanya mengkomunikasikan kenyatan tersebut pada sejarah nabi (sunnah) dan apa yang ada dalam alQur’an secara apa adanya sehingga pada masa itu pula bermunulan para ahlu mijtahit ta’wil dan tafsir intuk mengkomunikasikan segala problematika ummat kala itu dengan apa yang telah ada sebagai wahyu dan sunnah,. Pada masa ini pula terjadi kodifikasi keilmuan Islam dengan menggabungkan berbagai tradisi penalaran yang meliputi penalaran yang bersifat intuitif (irfani), penalaran tektual bahasa (bayani) dan filsafat (burhani ) yang merupakan kredo berpikir dari penalaran yunani dan persi, pada masa itu pula peadaban Islam memperoleh kejayaan keilmuan sebuah kejayaan peradaban timur dengan banyaknya para sajana eropa yang belajar etimur Islam , artinya Islam pada masa itu berhasil mengkomunikasikan logika saint dengan logika agama dan menundukan nya dalam satu ruang tampa memisahkan nya, sebaiman fenomena ynag terjadi hari ini, terjadi penjarakan terhadap apa yang hadir sebagai kepercayaan dan apa yang hadir sebagai tradisi penelitian ilmuyah.


Fenomena yang serupa kembali terulang pada era moderen saat ini pertama; keilmuan Islam gagal mengakomodir segala termonologi keilmuan asing yang hadir dalam ruang tadisi keilmuan kita sedangkan kita masih memakai pola-pola tradisional yang justru membikin kita gagap mengkompaasikannya dengan kenyataan hari ini, kedua; hari ini institisi pendidikan Islam moderen telah dibanjiri sekian bnyak tumpukan permaalahan moderen sebgai pekrjaan rumah yang takterselesaikan,sedangkan hal itu terjadi mengingat a) minimnya daya tampung motodologi dan kejumudan epistimologi Islam b) berkutatnya permasalahan teologi dan ideologi klasik yang sulit dan sakral untuk dibongkar dan dicarikan titik temunya sebagai orentasi secara tak sadar.